Jumat, 27 Mei 2011

Teratologi III

Lanjutan....

KEJADIAN TERATOLOGIS

1. Penyebab Genetik
kejadian teratologis akibat kelainan genetik atau kerusakan kromosom hanya 30%
Kelainan turunan yang bersifat patologi atau patofisiologi, akibat :
  • mutasi genetik
  • kerusakan kromosom
Robertsonian Translocation terjadi akibat penggabungan dari Acrocentric Chromosomes
Diagnosa :
Terjadi kelainan genetik dalam suatu keluarga : antar generasi atau dalam generasi
Berdasarkan
  • informasi keturunan yang normal dan abnormal
  • informasi hubungan kekeluargaan


Kejadian pada Sapi :
  • umumnya adalah kejadian yang terkait dengan "Simple Autosomal Recessive"
  • jarang yang bersifat "Sex Linkage"
  • mungkin bersifat "Polygenic Traits"
  • "Chromosomal Translocation" mengakibatkan penurunan fertilitas
  • "Kinefelter's Syndrome" (XXY) testicular hypoplasia pada sapi, domba, babi, anjing
Kejadian pada Kelinci
  • kejadian "Triploidy" (3n) akibat "Polyspermic Fertilization"
  • kasus terjadi akibat kejadian kawin yang terlambat

Kejadian pada Manusia
  • kejadian keguguran akibat adanya abnormalitas karena "Extra Autosome" yang disebut "Trisomy"
  • hilangnya satu "Sex Chromosome", merupakan penyebab keguguran juga walau hanya berkisar 20%, namun apabila hidup (XO) : Aplasia / Disgenesis Ovarium "Turner's Syndrome"
  • Kinefelter's Syndrome (XXY) kejadian extra sex chromosomes (dilaporkan juga pada sapi). Laki-laki : testicular aplasia, tanda kelamin sekunder tidak tampak, spermatogonia gagal berkembang (tubuli seminiferi hampa sel spermatogenik)
  • Triploidi (3n) --> umumnya mati, pada manusia khususnya jika kebuntingan terjadi pada periode waktu 6bulan akibat terjadi kelalaian dalam penggunaan dari kontrasepsi oral
  • "Chromosomal Translocation" mengakibatkan "Embrionic Death"
  • Radiasi "X-Ray" --> lesio pada otak fetus dan mempengaruhi kromosom pada "Spermatogenic Tissue" yang dewasa


2. Penyebab Lingkungan
Meliputi beberapa faktor penyebab :
  • tanaman teratogenik
  • virus
  • obat-obatan
  • kimia (trace element, dll)
  • gangguan fisik
Sulit diidentifikasi, sering muncul bersamaan (sporadis), berkaitan dengan :
  • musim
  • kondisi stress
  • penyakit pada induk
Tidak ada keterkaitannya dengan garis keturunan. Dapat terjadi pada tiap-tiap genotip pada masa /periode kritis. Kejadian teratologik lebih frekuen terjadi pada neonatus dari induk yang baru beranak (primiparous)
Fetal immunoglobulin level terhadap agen infeksi pada kejadian abortus yang frekuen akan meningkat:
  • morbiditas dalam kelompok (herd) ternak dapat diamati
  • kemungkinan dapat terjadi juga pada jenis ternak yang lain
Observasi / studi lapangan harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa:
  • mengamati frekuensi dan tipe dari kelainan dalam kelompok
  • identifikasi makanan / pakan yang dikonsumsi oleh semua ternak dalam kelompok
  • mengamati symptom infeksi yang terjadi

Contoh faktor teratogenik dari lingkungan
  1. Tanaman teratogenik : Tobacco, Locoweeds
  2. Virus
  • Akabane Virus : Abortus, prematur dengan kelainan arthrogryposis-hydranencephaly (A-H) Syndrome
  • Bovine virus diarrhea : dapat merangsang kelainan kongenital Cerebellar Dysplasia, Dysmyelogenesis, Internal hydrocephalus dysmaturity (intrauterine retardid), merusak kemampuan immunologik
  • Blue Tongue Virus : abortus, stillbirth dan kelainan kongenital Arthrogryposis, Campylognathia, Prognathism, Hydranencephaly, "Dummy Calf" syndrome

CHUZAN DISEASE
Dapat merangsang kelainan kongenital Hydranencephaly dan Cerebellar hypoplasia

3. Penyebab Lain-lain
  • Tekanan pada kantong amnion (Rectal palpation)
  • Defisiensi Vit. A
  • Hyperthermia
  • Defisiensi manganese atau iodine
  • Fetal hypoxia

0 komentar:

Posting Komentar