Kamis, 27 Januari 2011

Egg Drop Syndrome

  • Egg drop syndrome -> merupakan penyakit menular ayam petelur disebabkan oleh Adenovirus, famili adenoviridae, asam inti DNA berserabut ganda
  • bentuk icosahedral, ukuran 70-100 nm
  • sifat : tahan terhadap eter, kloroform, pH 3-10, tahan pada suhu 36 C selama 3hri dan dalam 0,5% formaldehid
  • menyerang ayam petelur umur 26-35 minggu, namun klinis mash dilaporkan pada umur 50-55 minggu
  • ayam bibit pedaging dan ayam bibit petelur t.u warna coklat lebih peka tertular dibanding warna putih
  • kasus penyakit lebih diperparah pada musim hujan karena faktor cekaman selain itu juga sistem peternakan yang tidak baik
  • penyakit ini bersifat sporadis
  • cara penularan : vertikal melalu embrio dan semen. menyebar pada floks melalui orang, serangga, dsb.
  • kasus EDS awalnya akibat vaksin pada unggas yang ditumbuhkan pada biakan sel jaringan itik dimana sel tsb sudah terinfeksi oleh virus tsb.
  • sumber penularan virus bukan pada feses namun pada eksudat yang berasal dari oviduct yang mengandung virus
  • penularan melalui telur -> terutama dtemukan virus pada hati embrio mencapai 10% -> telur yang terinfeksi mnjadi menetas merupakan smber infeksi
  • bila derajat penularan telur rendah, anak ayam yang tertular kemungkinan tidak mempunyai antibodi terhadap virus trsebut.
  • penularan virus dapat terjadi melalui kotoran sampai umur 10minggu, tetapi sifatnya sangat lambat dan tidak menerus
  • tetapi pada anak ayam yang terinfeksi dapt menjadi sumber infeksi penyakit

Gejala Klinis
  • penurunan produksi telur dan kualitas telur secara drastis
  • penurunan produksi telur dapat mencapai 20-40% dan berlangsung 6-8 minggu-> sehingga puncak produksi tidak tercapai
  • penurunan produksi dapat terjadi antara umur 26-32 minggu dan antara hari ke 8-25 setelah infeksi
  • kerabang telur berbintik karena pengapuran tidak merata, kadang ada telur tanpa kerabang
  • dijumpai penurunan pigmentasi telur, penipisan kerabang telur terutama awal infeksi
  • kadang ayam terlihat sehat, namun kadang terlihat depresi kurang lebih 48jam atau lebih setelah muncul klinis terlihat butir halus pada kerabang bagian ujung telur yang runcing
  • mutu dan kualitas telur, daya tetas turun
  • secara umum ayam terlihat sehat tetapi morbiditas tersamar, diare dan konsumsi pakan menurun

Patologi Anatomi
  • perubahan adanya edema pada saluran telur dan usus halus
  • jumlah eksudat beralbumin saluran telur
  • kelainan kerabang telur akibat adanya gerakan telur yang lebih cepat di dalam saluran telur sehingga kadang tidak terbentuk kerabang telur

Diagnosa
  • melihat klinis tiba-tiba produksi telur menurun dan munculnya kelainan pada kerabang telur
  • isolasi dan identifikasi virus : haemaglutinasi inhbisi (HI), FAT, ELISA, VIRUS NETRALISASI
  • isolasi virus : telur tertunas / biakan sel

kontrol
  • vaksinasi
  • biosekuriti
  • vaksin dibuat biakan jaringan sel ayam atau ditanam dalam telur ayam berembrio

Diagnosa Banding
  • penurunan produksi telur disertai produksi telur lembek : ND, avian encephalitis, dan mikoplasma
  • ukuran telur yg kecil dan abnormal atau pengapuran kerabang tidak rata -> IB
  • perubahan kerabang telur -> ND, IB, MG
  • penurunan produksi -> ND, IB, AE, MG
  • bentuk telur berubah -> ND, IB
  • pengambilan sampel -> potongan usus ( duodenum ), cecatonsil, ginjal, pharynk, oviduct, uterus dan darah
  • uji serologik : serum darah, titer HI = 10 atau lebih dianggap positif
  • pencegahan : vaksinasi

0 komentar:

Posting Komentar